Pengertian Beton Mutu Tinggi dan Syarat nya

Pengertian umum beton seperti yang kita ketahui merupakan campuran agregat, yaitu agregat halus (pasir) dan agregat kasar (krikil, batu pecah, atau jenis agregat lainnya) dalam semen dan air dalam perbandingan tertentu.
Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang saat ini banyak digunakan di Indonesia dalam bangunan fisik.
Karena sifat beton yang unik, maka diperlukan pengetahuan yang cukup luas, antara lain mengenai sifat bahan dasarnya, cara pembuatannya, cara evaluasinya, dan variasi bahan tambahannya. Selain itu, beton juga dikenal sebagai material dengan kekuatan tekan yang memadai, mudah dibentuk, mudah diproduksi secara lokal, relatif kaku, dan ekonomis.
Tapi di sisi lain, beton juga mununjukan keterbatasan baik dalam proses produksi maupun sifat – sifat mekanik nya, sehingga beton pada umumnya hanya digunakan untuk konstruki kecil dan menengah.
Namun pada saat ini, setelah behasil dikembangkannya berbagai jenis bahan tambah atau admixtures untuk campuran beton, maka telah terjadi kemajuan pesat dalam teknologi beton ditandai dengan berhasil nya memproduksi beton mutu tinggi bahkan sangat tinggi, dan pada akhirnya juga telah memperbaiki dan meningkatkan hampir semua kinerja beton menjadi suatu material modern yang berkinerja tinggi.
Sesuai dengan perkembangan teknologi beton, kriteria beton mutu tinggi juga selalu sesuai dengan kemajuan tingkat mutu yang berhasil dicapai.
Pada tahun 1950an, beton dengan kuat tekan 30 Mpa sudah dikategorikan sebagai beton mutu tinggi. Pada tahun 1960an hingga awal 1970an, kriterianya lebih lazim menjadi 40 MPa.
Saat ini, disebut sebagai beton mutu tinggi untuk kuat tekan 50 MPa, dan 80 MPa sebagai beton mutu sangat tinggi, sedangkan 120 MPa bisa dikategorikan sebagai beton ultra tinggi.
Baca Juga: Klasifikasi Mutu Beton
Daftar Isi
Pengertian Beton Mutu Tinggi
Menurut SNI Pd-T-04-2004-C, beton mutu tinggi adalah beton dengan kuat tekan yang disyaratkan Fc 40 MPa – 80 MPa, dengan benda uji standar silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.
Adapun menurut ACI Commice 363 state of the Art on High Strength Concrete bahwasanya batasan minimum untuk beton mutu tinggi adalah 6000 psi (40 MPa).
Beton mutu tinggi dapat diartikan sebagai beton yang berorientasikan pada kekuatan yang tinggi yang mempertimbangkan keawetan beton serta kemudahan pengerjaan beton.
Klasifikasi beton berdasarkan kekuatannya, dapat dibagi dalam tiga kelas yaitu :
- Kuat tekan karakteristiknya 200-500 kg/cm2 disebut beton normal Normal Strength Contrete (NSC)
- Kuat tekan karakteristiknya 500-800 kg/cm2 disebut beton mutu tinggi high Strength Contrete (HSC)
- Kuat tekan karakteristiknya kebih dari 800 kg/cm2 disebut beton Very high Strength Contrete (VHSC)
Faktor Penentu Beton Mutu Tinggi
Ada beberapa faktor utama yang bisa menentukan keberhasilan pengadaan beton bermutu tinggi, diantaranya adalah :
- Keadaan semen
- Faktor air semen yang rendah
- Agregat
- Agregat halus (pasir)
- Kualitas agregat kasar (krikil)
- Karakteristik agregat
- Penggunaan bahan tambahan dalam kadar yang tepat
- Prosedur yang benar dan cermat pada keseluruhan proses produksi beton.
Keadaan Semen
Keadaan semen yang dimaksud disini adalah semen yang digunakan apakah masih baru atau sudah lama tidak digunakan (sudah dibuka terlalu lama). Untuk semen yang terlalu lama tidak digunakan tidak baik untuk bahan pembuatan beton, karena suda terkontaminasi dengan zat lain yang bisa mempengaruhi kekuatan beton.
Faktor Air Semen
Pada beton mutu tinggi atau beton mutu sangat tinggi, faktor air semen (FAS) dapat diartkan sebagai water to cementious ratio, yaitu rasio total berat air (termasuk air yang terkandung dalam agregat dan pasir) terhadap berat total semen dan additive cementious yang umumnya ditambahkan pada campurran beton mutu tinggi.

Untuk menghasilkan sebuah beton mutu tinggi, FAS dalam beton harus rendah. Faktor air semen yang dipergunakan antara 0,28 sampai dengan 0,38.
Sedangkan menurut SNI 03-6468-2000 beton mutu tinggi nilai air faktor semennya ada dalam 0,2-0,5. Tujuan pengurangan FAS adalah untuk mengurangi seminimal mungkin porositas beton yang dibuat sehingga dihasilkan beton berkekuatan tinggi.
Agregat
Agregat merupakan salah satu bahan pengisi pada beton, yang mencapai 70-75% dari volume beton, sehingga agregat sangat berpengaruh terhadap sifat – sifat beton. Dengan agregat yang baik beton dapat dikerjakan, kuat, tahan lama, dan ekonomis (Paul Nugraha dan Antoni, 2007).
Jenis agregat berdasarkan sumbernya dapat digolongkan menjadi :
- Agregat Alam
Agregat alam adalah butiran mineral yang merupakan hasil disinterigasi alami batu – batuan atau berupa hasil mesin pemecah batu dengan memecah batu alami. - Agregat Buatan
Agregat buatan merupakan agregat yang yang dibuat dengan tujuan penggunaan khusus atau karena kekuarangan agregat alam.
Menurut Mulyono (2003), karakteristik agregat sangat berpengaruh pada mutu campuran beton. Sifat fisik dan mekanis (karakteritik) agregat yang digunakan Indonesia harusmemenusi syarat SII 0052-80, “mutu dan Cara Uji Coba Agregat Beton” dan ketentuan yang diberikan oleh ASTM C-33-82, “Standard Spesifications for Concrete Agregat”.
Indeks yang dipakai untuk ukuran kehalusan dan kekerasan butir agregat ditetapkan dengan modulus halus butir (Abraham, 1918). Modulus Halus Butir (MHB) didefinisikan dengan jumlah persentse kumulatif dari butir agregat yang tertinggi di atas satu set ayakan (25, 19, 12.5, 10.5, 2.5,1.2, 0.6, 0.3, 0.15 mm)dibagi seatus (Lisley, 1942).
Kualitas Agregat Halus (pasir)
Kualitas agregat halus yang dapat dihasilkan beton mutu tinggi adalah :
- Berbentuk bulat
- Tekstur halus
- Kehalusan butir 2,5 sampai dengan 3.80
- Kandungan lumpur pada pasir 2,5%
- Bersih
- Gradasi yang baik dan teratur (diambil dari sumber yang sama)
Kualiatas Agregat Kasar (krikil)
Kualitas agregat kasar dapat menghasilkan beton mutu tinggi adalah :
- Porositas rendah akan menghasilkan suatu adukan yang seragam, dalam arti mempunyai keteraturan atau keseragaman yang baik pada mutu maupun nilai slumpnya.
- Bentuk fisik yang tajam ternyata menghasilkan mutu beton yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan krikil berbentuk bulat.
- Ukuran agregat lebih kecil <15 bisa menghasilkan mutu beton yang lebih tinggi.
- Bersih dan kuat tekan yang tinggi.
- Gradasi yang baik dan teratur (diambil dari sumber yang sama).
Bahan Tambah (admixture)
Bahan tambah sebagai material selain air, agregat, dan semen yang dicampurkan dalam beton sebelum atau selama pengadukan berlangsung. Bahan tambah dibagi menjadi dua yaitu : bahan tambah mineral dan bahan tambah kimia.
Silicafume merupakan aditif yang sangat baik untuk digunakan dalam pembuatan beton mutu tinggi dan sangat tinggi, yang merupakan produk sampingan sebagai abu pembakaran dari proses pembuatan silicon metal atau silicon alloy dalam tungku pembakaran listrik.

Prosedur yang Cermat dan Benar
Untuk menghasilkan beton mutu tinggi prosedur yang cermat dan benar pada keseluruhan proses produksi beton meliputi :
- Pengujian agregat
- Pengadukan
- Pengangkutan
- Pengecoran
- Perawatan
Tinggi rendahnya mutu beton dipengaruhi oleh porositas, sifat – sifat fisik, kimiawi dan mekanik pada pengikatnya. Beton seperti yang kita ketahui merupakan campuran agregat yang berkualitas tinggi, semen, dan air serta penambahan zat aditif lain sebagai faktor pendukung. Sehingga terciptalah beton mutu tinggi yang kuat, mampu menahan layan, tahan lama, dan sebagainya.
Pengawasan dan pengendalian yang ketat terhadap seluruh prosedur dan mutu pelaksaan harus dilakukan guna mendapatkan hasil beton sesuai dengan karakteristik mutu beton tinggi yang diinginkan.
Demikianlah tadi tentang pengertian beton mutu tinggi dan beberpa syarat – syarat beton mutu tinggi. Semoga dapat bermanfaat. Bagikan untuk rekan Anda yang sedang membutuhkan. Terima kasih. Lihat Kontenn Lengkap Seputar Dunia Beton